Parafrase bukan hanya digunakan dalam tulisan berbahasa Indonesia. Artikel, atau karya sastra berbahasa Jawa juga bisa diparafrasekan. Parafrase tembang tegese mengubah tembang atau lagu berbahasa Jawa dengan menggunakan kalimat lain agar mudah dipahami artinya.
Pengertian Parafrase Tembang
Dalam bahasa Indonesia, parafrase diartikan sebagai bentuk pengungkapan sebuah gagasan, dalam hal ini berupa sebuah karya tulis dengan menggunakan bahasa atau kalimat yang berbeda, tetapi tidak mengubah arti atau makna yang sebenarnya.
Pengungkapan kembali gagasan tersebut menggunakan kalimat yang lebih sederhana dengan tujuan agar lebih mudah dipahami maknanya. Demikian juga dengan parafrase dalam bahasa Jawa, juga menggunakan kalimat berbeda tanpa mengubah makna yang sebenarnya.
Tembang dalam bahasa Jawa berarti lagu. Ada banyak jenis tembang yang ada dalam bahasa Jawa, diantaranya ada tembang Pangkur, Sinom, Dandanggula, Gambuh, dan masih banyak lagi yang lainnya. Isi dari tembang biasanya merupakan sebuah pesan atau disebut pitutur.
Dengan definisi tersebut, maka parafrase tembang tegese mengungkapkan kembali tembang dengan menggunakan bahasa lain, agar isi atau nasehat yang terkandung dalam tembang tersebut bisa lebih mudah dipahami atau dimengerti.
Fungsi Parafrase Tembang
Tidak berbeda dengan tujuan atau fungsi parafrase dalam bahasa Indonesia, parafrase tembang juga memiliki tujuan yang sama. Parafrase tembang bertujuan agar makna yang tersirat dalam tembang berbahasa Jawa tersebut bisa dipahami oleh semua orang.
Seperti diketahui, tidak semua orang mengerti dan bisa memahami bahasa Jawa. Apalagi bahasa Jawa memiliki beberapa tingkatan dengan arti yang sama, tetapi bahasa atau pengungkapannya berbeda. Ada bahasa Jawa ngoko, bahasa kromo, dan kromo inggil.
Demikian juga dengan penggunaannya dalam tembang atau lagu berbahasa Jawa. Kalimat yang digunakan berbeda-beda meskipun pengertiannya sama. Terlebih lagi setiap jenis tembang memiliki ciri dan penggalan kalimat yang berbeda-beda, sehingga semakin sulit untuk dipahami.
Oleh karena itu, parafrase tembang bisa sangat membantu untuk bisa memahami isi dari tembang itu sendiri. Dengan parafrase tembang, penulis bisa menggunakan kalimat lain yang lebih mudah dipahami, sehingga pesan dari tembang bisa tersampaikan ke pendengarnya.
Agar kata-katanya mudah dipahami oleh pembaca, maka gunakanlah Spinner parafrase yang tepat. Maka dari itu, jangan sampai salah memilih ya.
Contoh Parafrase Tembang
Parafrase tembang tegese adalah mengungkapkan kembali tembang dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, sehingga pesan dalam lagu bisa tersampaikan. Meskipun bahasanya diubah, parafrase tidak akan mengubah makna asli yang ada dalam tembang.
Sebagai contoh adalah parafrase tembang Macapat. Macapat adalah jenis tembang Jawa yang memiliki ciri yaitu terikat pada penggunaan jumlah kata tiap kalimat (guru gatra), jumlah suku kata tiap kalimat (guru wilangan), dan bunyi suku kata akhir (guru lagu).
Tembang macapat sudah menggunakan bahasa Jawa enggal (baru) dan berisi pitutur nasehat. Berikut adalah contoh tembang Macapat Serat Wedhatama.
“Jane sangune urip mung tansah eling langsung waspada, eling marang pratandha saka alam lan wedi asal usuling urip. Supaya bisa ucul saka kasengsaran iku, tansah njagani urip.
Tembang diatas bisa diparafrasekan menjadi “sebenarnya bekal hidup itu adalah selalu ingat dan waspada. Ingat terhadap pertanda dari alam dan selalu ingat pada yang memberi kehidupan. Agar bisa lepas dari kesengsaraan, caranya menjaga kehidupannya”.
Tembang Macapat di atas juga bisa diparafrasekan dengan menggunakan bahasa yang lainnya lagi, misal dengan menggunakan bahasa Jawa yang lebih sederhana. Karena parafrase tidak terikat pada bahasa yang digunakan, asalkan maknanya tidak berubah.
Kesimpulannya, parafrase bisa dilakukan pada semua jenis karya tulisan. Baik karya ilmiah, puisi, maupun lagu atau tembang. Parafrase tembang di atas adalah contoh memparafrasekan tembang Jawa dengan menggunakan bahasa Indonesia tanpa mengubah arti.